Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

-advertising-

Beranda > Ekonomi & Bisnis > Apresiasi UMKM & Seruput Kopi; Tutup Fesyar Regional Jawa 2021

Apresiasi UMKM & Seruput Kopi; Tutup Fesyar Regional Jawa 2021

Ekonomi & Bisnis | Senin, 4 Oktober 2021 | 15:49 WIB
Editor : Natalia Trijaji

BAGIKAN :
Apresiasi UMKM & Seruput Kopi; Tutup Fesyar Regional Jawa 2021

Apresiasi UMKM & Seruput Kopi; Tutup Fesyar Regional Jawa 2021

Sajikan kopi produk Nahla Kofie dari 3 gunung

Surabaya, Kabarindo- Rangkaian Festival Ekonomi Syariah (Fesyar) Regional Jawa 2021 secara offline di atrium Tunjungan Plaza 3 Surabaya telah ditutup dengan kegiatan Apresiasi UMKM dan Seruput Kopi dalam rangka Hari Kopi Internasional.

Acara tersebut dihadiri oleh Saifullah Yusuf yang akrab disapa Gus Ipul, Wali Kota Pasuruan, Lia Zen, owner Nahla Kofie, juga petani dan prosesor Kopi Ledug dan Kapiten dari Pasuruan, Kopi Wonosalam Jombang, Kopi Ketakasi Jember dan Kopi Ijen Banyuwangi.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Budi Hanoto, mengatakan Hari Kopi Internasional adalah perayaan tahunan untuk merayakan kenikmatan minuman kopi sekaligus meningkatkan kepedulian terhadap petani kopi.

Hari Kopi pertama kali diperingati pada 1 Oktober 2015 oleh Organisasi Kopi Internasional di Milan. Saat ini, perayaan Hari Kopi Internasional bertujuan mempromosikan kopi, menjadikan kopi sebagai komoditas unggulan yang berpeluang menjadi komoditi ekspor dunia serta menciptakan penguatan ekosistem usaha untuk meningkatkan kesejahteraan para petani kopi.

Pada kesempatan tersebut hadir Nahla Kofie sebagai perwakilan Hebitren Jawa Timur sekaligus success story bisnis kopi berbasis pesantren. Nahla Kofie merupakan coffee shop dengan konsep communal branding yang selaras dengan Nawa Bhakti Satya ke-7 yaitu Jawa Timur Berdaya dalam Program One Pesantren One Product (OPOP) Jatim.

“Tujuan konsep ini adalah merintis pasar coffee shop premium cluster pesantren dan masyarakat sekitar pesantren untuk pengembangan halal value chain komoditi kopi dalam rangka mendukung pengembangan ekonomi syariah,” ujar Budi.

Lia yang memberikan materi workshop Coffee Brewing, menuturkan kejayaan kopi beiringan dengan peradaban Islam yang ditandai dengan dikuasainya komoditi kopi selama 3 abad oleh bangsa Arab. Hingga sekarang varietas kopi terbesar dunia masih menempelkan nama Arab yaitu Arabica.

“Kami menyajikan home blend Java Moka dengan komposisi 60% Arabica, 40% Robustasebagai signature espresso based yang diracik para barista,” ujar Lia.

Java berarti Pulau Jawa, khususnya Jawa timur yang termasuk 10 provinsi terbesar penghasil kopi Indonesia. Bahkan PTPN XII yang mengurus perkebunan kopi peninggalan Belanda hanya berada di Jawa Timur. Sedangkan Mokha adalah kota pelabuhan di Pantai Yaman yang merupakan satu-satunya pintu keluar perdagangan kopi dari Arab ke Eropa. Melalui pintu inilah komoditi kopi mulai dikenal oleh bangsa Eropa berabad-abad lalu.

Lia mengatakan, melalui Java Mokha, Nahla memiliki visi mengembalikan kejayaan itu kepada pondok pesantren yang secara otomatis sebagai perwakilan pertumbuhan dan perkembangan dunia Islam di Indonesia, khususnya Jawa Timur.

Kami persembahkan hasil produksi dari tiga gunung di dalam satu cup. Yaitu varietas kopi Blue Mountain dari pegunungan Ijen, varietas Robusta dari lereng pegunungan Semeru dan varietas Arabica dari pegunungan Arjuno,” ujarnya.

Gus Ipul mengapresiasi kegiatan workshop kopi tersebut sebagai simbol pergerakan ekonomi syariah dan mendorong sejarah kopi sebagai legacy peradaban Islam di Indonesia.

Penulis: Natalia Trijaji


TAGS :
RELATED POSTS


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER