Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

-advertising-

Beranda > Berita Utama > Film DiLarang Menyanyi Di Kamar Mandi; Raih Dukungan Civitas Akademika

Film DiLarang Menyanyi Di Kamar Mandi; Raih Dukungan Civitas Akademika

Berita Utama | Senin, 15 Juli 2019 | 08:38 WIB
Editor : ARUL Muchsen

BAGIKAN :
Film DiLarang Menyanyi Di Kamar Mandi; Raih Dukungan Civitas Akademika

XXI Epicentrum, Rasuna Said, Jakarta, Kabarindo- Tidak semua film nasional raih dukungan dan gelar Road Show film Dilarang Menyanyi Di Kamar Mandi disingkat DMDM ke kampus-kampus.

Walau pasca UAS dan memang kampus-kampus mentereng DKI lagi libur tapi antusias Kampus UIN Syarif Hidayatullah di Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Jakarta sambut Puteri Indonesia 2014, Elvira D bersama Seno Gumira Ajidarma, John De Rantau bersama Himaya Studio gandeng JDeR Syndicatr dan DFI.

Lalu berlanjut ke Universitas Pancasila, Universitas Nasional, Universitas Indonesia, UKI, IKJ sampai ke kampus lainnya bertajuk DMDM Goes To Campus. So pasti kemarin (12/7) mereka semua hadir bersama para budayawan seperti Romo Mudji Sutrisno, Fadjroel Rahman, Tommy F Awuy selain para sineas seperti Anggy Umbara, Richard Oh atau sejumlah aktor seperti Teuku Rifnu Wikana, Amink, Ence Bagus dan masih banyak lagi lainnya.

"Refensinya banyak dukung penelitian dan kami pihak PH sangat senang sekali sambutan baik dari kampus-kampus atas teori-teori yang terserak di film DMDM ini. Film kami ditelaah dan takjub ada 15 Teori Komunikasi Visual dan Psikologi Sosial yang terpatri dan sangat membahagiakan mereka semua tergelak sekaligus merenung realitas sesungguhnya saat Gala kemarin, semoga pihak kampus membantu dari Word of Mouth mereka saat tayang 18 Juli pekan ini raih banyak penonton, " papar Hari mewakili Himaya Studio.

Selain Susanne A.H. Sitohang, S.S., M.A sebagai dekan Fakultas Sastra yang mengaku exciting sudah menelaah bersama di UKI dan bisa melihat film lebarnya.

"Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi, sebuah cerpen karya sastrawan Seno Gumira Ajidarma yang diproduksi ulang dalam bentuk film, merupakan satu bukti bagaimana sebuat teks dapat ditelaah dari berbagai sudut pandang. Setia kepada tujuan awalnya, teks dalam bentuk satir ini menyajikan berbagai potret kehidupan kemanusiaan, salah satunya adalah gambaran keadaan masyarakat perkotaan yang miskin. Masih banyak gambar-gambar kemanusiaan lainnya yang dapat dipelajari dari karya terbaru sutradara John de Rantau ini karena meskipun dituliskan lebih dari satu dekade yang lalu, Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi masih relevan hingga saat ini -- satu karya yang merupakan ladang subur bagi analisis-analisis susastra maupun analisis sosial lainnya, " ucapnya dari WA yang diterima redaksi.

Selain itu juga hadir Yufi Adriani, Ph.D., Psikolog yang baru saja lulus S3 dr Deakin Univ Melbourne Aussie bersama Ade Armando selain konsultan Komunikasi dari UI juga peneliti dari SMRC.

Ade mengingatkan pentingnya menonton film ini sebagai penghargaan atas keberagaman dan imajinasi itu harus tetap dihargai dan jangan dilarang-dilarang. Redaksi pun bangga atas karya JDeR kali ini menjadi ruang diskusi pasca nonton sekaligus mengolok-olok fenomena mayoritas yang sering menindas minoritas hanya bermodal buruk sangka.

Ayo temui Sophie dan Senja, memahami tingkah pola Rocky (Ricky Malau) atau Bangor (Totos Rasiti) Yayu Unru dengan dua isteri dan pasukan emak-emak yang pasti mengocok perut Anda karena DMDM adalah Komedi Cerdas.

Ayo mencintai INDONESIA dengan Menonton Film Nasioal di Hari KAMIS......!

 

So Dont Miss It.......KAMIS- 18 Juli DiLarang Menyanyi Di Kamar Mandi......!


RELATED POSTS


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER