Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

-advertising-

Beranda > Iptek > Gagas Rumah Sakit Kontainer; Tim Mahasiswa ITS Sabet Emas

Gagas Rumah Sakit Kontainer; Tim Mahasiswa ITS Sabet Emas

Iptek | Minggu, 23 Agustus 2020 | 14:51 WIB
Editor : Natalia Trijaji

BAGIKAN :
Gagas Rumah Sakit Kontainer; Tim Mahasiswa ITS Sabet Emas

Gagas Rumah Sakit Kontainer; Tim Mahasiswa ITS Sabet Emas

Raih Gold Medal pada kategori Physics and Engineering di ajang Young National Scientist Fair 2020

Surabaya, Kabarindo- Tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Tiksna Falcata Team, berhasil meraih Gold Medal pada kategori Physics and Engineering di ajang Young National Scientist Fair (YNSF) 2020.

Prestasi tersebut diraih berkat gagasan berjudul Rancang Bangun Integrated Smart and Sustainable Container Hospital sebagai fasilitas karantina pasien Covid-19. Gagasan ini berangkat dari permasalahan bertambahnya jumlah orang yang terjangkit virus Covid-19, yang membuat rumah sakit maupun fasilitas kesehatan mengalami kelebihan kapasitas.

Tim berasal dari Departemen Teknik Fisika angkatan 2017 ini beranggotakan Robert Ciputra Hermantara, Handy Suryowicaksono, Syaharussajali, Akbar Anugrah Putra, Aulia Rayimas Tinkar dan Bagas Hani Pradipta.

Ketua tim, Robert, mengatakan jika tempat penanganan pasien sudah over capacity, dampaknya banyak pasien yang tidak tertangani dengan baik dan tingkat penularan virus juga semakin tinggi.

Ide kami menggunakan kontainer dengan memanfaatkan sifat portable-nya, sehingga mudah dipindahkan dan dilengkapi fitur smart system. Diharapkan, rumah sakit kontainer cerdas ini dapat menjadi solusi,” jelasnya.

Robert menerangkan, terdapat beberapa fitur untuk ruang isolasi dan pembatasan fisik di dalamnya yang disesuaikan dengan standar dan protokol kesehatan dari Kementerian Kesehatan RI dan WHO, sehingga aman untuk digunakan sebagai fasilitas karantina.

Rumah sakit kontainer yang juga mendapatkan MIICA Special Award Road to IIIC 2020 ini mempunyai desain rumah sakit berkapasitas 25 kontainer, dengan masing-masing kontainer terdiri dari dua ruang kamar pasien beserta toilet masing-masing, dan satu control room untuk tenaga medis memonitor kondisi pasien dan bangunan kontainer.

Robert menjelaskan, adanya Human Machine Interface (HMI) di control room diperuntukkan tenaga medis atau operator terkait guna mengendalikan dan memonitoring kondisi bangunan kontainer baik temperatur, kelembaban, pencahayaan, penggunaan energi maupun monitoring kondisi pasien.

“Selain di ruang kontrol, pihak rumah sakit dapat memonitor kondisi bangunan dan info pasien melalui aplikasi yang dihubungkan secara langsung dengan gawai,” papar mahasiswa yang juga menjadi anggota Tim Barunastra ITS.

Robert memaparkan kelebihan dari container hospital. Rancangannya menekankan pada pembatasan fisik dengan penggunaan isolation box dalam kamar pasien dan teknologi smart system yang mengandalkan sensor dan alat medis yang dipasang pada pasien maupun bangunan kontainer. Hal ini memudahkan dalam mengawasi dan menangani pasien melalui control room maupun aplikasi di gawai.

Robert menyebutkan beberapa kendala saat merancang container hospital. Salah satunya, tim sulit untuk berkomunikasi dan hanya mengandalkan aplikasi konferensi video, karena kondisi pandemi saat ini. Untungnya, ada beberapa anggota yang kebetulan sedang di Surabaya dan bisa berkoordinasi secara langsung. Namun secara keseluruhan, sering kali tetap menggunakan sistem daring untuk berdiskusi.

Untuk mengatasinya, lanjut Robert, timnya menerapkan sistem kerja yang terjadwal dan terbagi tiap minggu serta dilakukan evaluasi tiap minggu. Jadi semacam logbook, sehingga semua anggota tim mengerti dan dapat melihat jobdesk apa saja yang akan dilakukan pada minggu tersebut. Dalam seminggu, mereka melakukan 2-3 kali rapat untuk progres dan evaluasi.

Pada ajang ini, menurut Robert, selain mengumpulkan paper dan presentasi di depan juri, tim Tiksna Falcata juga hanya mengirimkan dua perwakilannya untuk didaftarkan yaitu Handy dan Syaharussajali. Namun untuk pengerjaan total mulai dari awal hingga akhir dilakukan oleh seluruh anggota dengan tugas masing-masing.

Robert menambahkan, timnya tetap percaya diri dan optimistis walaupun menghadapi pesaing dari perguruan tinggi negeri lainnya,. Tim akhirnya berhasil mendapatkan Special Awards yang akan membawa mereka untuk lanjut berkompetisi di Malaysia.

Harapannya, tim Tiksna Falcata dapat menyempurnakan karyanya dan menambahkan fitur-fitur yang mempermudah pekerjaan tenaga medis serta meningkatkan keamanan mereka maupun pasien Covid-19.

Penulis: Natalia Trijaji


TAGS :
RELATED POSTS


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER