Gering Tekan Angka Kematian; Akibat Serangan Jantung
Singkatan dari Gelang Monitoring Tingkat Kelelahan Tubuh
Surabaya, Kabarindo- Setiap tahunnya, rata-rata 30% peristiwa kematian di seluruh dunia diakibatkan oleh serangan jantung. Oleh karena itu, tiga mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya terinspirasi membuat inovasi yang diberi nama Gering, singkatan dari Gelang Monitoring Tingkat Kelelahan Tubuh.
Mereka adalah Elysa Nensy Irawan, Rivanul Luqman Pradana dan Ulya Farahdina yang membuat Gering untuk Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Gering didesain menyerupai gelang selebar 5 sentimeter yang dipasang pada pergelangan tangan agar mudah digunakan ketika beraktivitas.
Pada gelang ini terdapat tiga buah sensor. “SHT11 untuk mendeteksi suhu tubuh, sensor oxymeterpulse untuk mendeteksi denyut nadi dan sensor MAX30100 untuk mendeteksi kadar oksigen, serta LED (Light Emitting Diodes),” papar Elysa Nensy Irawan, ketua tim.
Hasil pembacaan dari sensor-sensor tersebut, menurut mahasiswi yang biasa disapa Nensy ini, akan diolah menggunakan Neural Network yang terintegrasi dalam android untuk pengklasifikasian data menjadi normal, lelah dan sangat lelah. Data yang terukur oleh sensor dapat ditampilkan pada aplikasi android bernama GeringApp.
Kelebihan Gering adalah adanya GPS yang memungkinkan keberadaan pengguna dapat dipantau oleh kerabat. “Karena serangan jantung bersifat mendadak, maka penting untuk menambahkan GPS agar kerabat dapat langsung mengetahui posisi penderita jika terdapat tanda-tanda serangan jantung,” ungkap mahasiswi Departemen Fisika tersebut.
Nensy menjelaskan, jika pengguna berada dalam kondisi sangat lelah, maka GeringApp akan menampilkan Warning Notification dan mengirimkan pesan kepada nomor ponsel kerabat yang telah didaftarkan pada GeringApp. “Warning Notification ini berisi data denyut nadi, suhu tubuh, kadar oksigen dan lokasi pengguna,” ujar gadis kelahiran Kediri tersebut.
Nensy berharap Gering dapat membantu pemerintah untuk meningkatkan angka kesejahteraan masyarakat dengan cara menekan angka kematian akibat serangan jantung. Juga dapat membantu masyarakat untuk memonitoring kemampuannya dalam melakukan aktivitas, sehingga kesehatan jantung tetap terjaga dan dapat mengurangi biaya pengecekan medis berkala yang selama ini mahal.
Penulis: Natalia Trijaji
