Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

-advertising-

Beranda > Gaya hidup > Merajut Cinta dalam Pita Pink; Ajak Perempuan Aware Kanker Payudara

Merajut Cinta dalam Pita Pink; Ajak Perempuan Aware Kanker Payudara

Gaya hidup | Minggu, 7 Oktober 2018 | 21:52 WIB
Editor : Natalia Trijaji

BAGIKAN :
Merajut Cinta dalam Pita Pink; Ajak Perempuan Aware Kanker Payudara

Merajut Cinta dalam Pita Pink; Ajak Perempuan Aware Kanker Payudara

Adakan talkshow, bazar dan merajut bantalan payudara

Surabaya, Kabarindo- Dalam rangka bulan peduli kanker payudara, Rotary Club Surabaya Kaliasin bersama Reach to Recovery Surabaya (RRS) mengadakan kegiatan dengan tema Merajut Cinta dalam Pita Pink di Lenmarc Mall Surabaya.

Etty Soraya dari panitia acara mengatakan, acara tersebut merupakan kegiatan tahunan yang kali ini dihadiri sekitar 100 orang dari komunitas, mahasiswa serta perempuan anggota Rotary dan RRS.

“Tujuan acara ini mengajak kaum perempuan untuk aware terhadap kanker, khususnya kanker payudara dan pentingnya deteksi dini,” ujarnya.

Kegiatan tersebut berupa talkshow, bazar dan merajut bantalan payudara. Talkshow menghadirkan beberapa narasumber dr. Dwirani Rosmala Pratiwi SpB., dr. Agustina Konginan SpKJ. dan dr. Titiek Ahadiah Sp.THT.

dr. Dwirani menekankan pentingnya melakukan deteksi dini dan menerapkan gaya hidup sehat dalam mencegah kanker termasuk kanker payudara, di antaranya mengonsumsi makanan sehat, rajin berolahraga dan cukup tidur.

Olahraga bisa dengan berjalan kaki pada pagi hari 30 menit sebanyak 3x seminggu. Tidur yang cukup tak kalah penting, karena pada malam hari sel-sel tubuh yang rusak memperbaiki diri. Namun banyak orang yang mengabaikan hal ini dengan begadang sampai pagi.

“Perempuan perlu melakukan Sadari (periksa payudara sendiri) secara rutin. Juga perlu menerapkan pola hidup sehat untuk mencegah terkena kanker,” ujar dr. Dwirani.

Sedangkan dr. Agustina menerangkan kaitan distress dengan kanker. Ia mengatakan, stres bisa disebabkan tekanan fisik, mental atau emosional. Stres bisa berasal dari dalam diri sendiri, misalnya tuntutan dari dalam diri untuk mencapai sesuatu. Ketika stres, hormon meningkat. Stres yang ringan dapat berakibat positif, namun stres berat bisa berakibat negatif.

Ia menjelaskan, hormon stres dapat menghambat proses yang membunuh sel-sel yang sakit dan mencegahnya menyebar. Stres membuat tubuh menjadi ramah terhadap kanker. Karena itu kita harus mampu mengelola stres.

“Sebelum tahu kena kanker, orang sudah stres. Setelah periksa dan tahu kena kanker, tambah stres. Juga saat menjalani terapi. Faktor psikologis berpengaruh terhadap ketahanan hidup seorang penderita,” ujar dr.Agustina.

Ia menambahkan, diperlukan pertahanan yang baik dalam melawan stres, di antaranya dengan melakukan meditasi, yoga, hipnoterapi, tidur yang cukup untuk fungsi kekebalan tubuh dan olahraga teratur.

dr. Titiek yang merupakan survivor kanker payudara menuturkan pengalamannya ketika terkena penyakit ini. Ia yang seorang dokter sempat ragu untuk berobat. Membutuhkan waktu setahun baginya untuk memutuskan menemui dokter ahli.

Ia mengatakan, selain tindakan medis, dukungan keluarga sangat dibutuhkan penderita agar kuat secara mental. Tak kalah penting dari sisi spiritual penderita untuk tetap mendekatkan diri kepada Tuhan.

“Kita boleh pasrah kepada Tuhan. Tapi bukan berarti putus asa. Kita terus berupaya untuk sembuh sambil tetap mendekatkan diri kepada Tuhan. Ini akan membuat kita kuat dan tabah,” ujarnya.

Penulis: Natalia Trijaji


TAGS :
RELATED POSTS


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER