Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

-advertising-

Beranda > Iptek > Teknologi Plasmacluster; Efektif Kurangi Corona Virus yang Terkandung pada Air Liur

Teknologi Plasmacluster; Efektif Kurangi Corona Virus yang Terkandung pada Air Liur

Iptek | Sabtu, 24 Juli 2021 | 13:38 WIB
Editor : Natalia Trijaji

BAGIKAN :
Teknologi Plasmacluster; Efektif Kurangi Corona Virus yang Terkandung pada Air Liur

Teknologi Plasmacluster; Efektif Kurangi Corona Virus yang Terkandung pada Air Liur

Strain varian yang terkandung dalam air liur dapat dikurangi lebih dari 99,4% dengan memaparkan / menyemburkan Ion Plasmacluster selama dua jam pada tingkat kelembaban di kisaran 60%

Surabaya, Kabarindo- Sharp Corporation telah menunjukkan bahwa titer infeksi Virus Corona baru (SARS-CoV-2) termasuk strain varian yang terkandung dalam air liur manusia dapat dikurangi lebih dari 99,4% dengan cara memaparkan / menyemburkan Ion Plasmacluster selama dua jam pada tingkat kelembaban di kisaran 60% (Relative Humidity), dimana angka ini merupakan kondisi yang direkomendasikan untuk melawan infeksi virus.

Penelitian tersebut telah dilakukan di bawah pengawasan Profesor Hironori Yoshiyama dari Departemen Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Universitas Shimane (anggota Dewan Masyarakat Virologi Jepang), Profesor Shigeru Watanabe, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Meikai, dan Profesor Masashi Yamakawa, Departemen Teknik Mesin dan Sistem, Institut Teknologi Kyoto.

Secara umum, cara penularan virus corona baru dibagi menjadi dua, yaitu penularan melalui droplet yang kemudian menyebarkan virus di udara dan penularan kontak secara langsung oleh virus yang melekat pada permukaan sebuah benda. Berdasarkan hal tersebut pada September 2020 lalu, Sharp melakukan penelitian untuk menguji keefektivan teknologi Plasmacluster dalam mengurangi SARS-CoV-2 di udara, dan berhasil membuktikan keefektivan Ion Plasmacluster dalam mengurangi SARS-CoV-2 yang menempel pada permukaan benda.

Pertama, Sharp melakukan beberapa riset terhadap partikel droplet dengan tingkat kelembaban yang berbeda yang disimulasikan dalam area kehidupan sehari-hari. Hasil simulasi kasus pada seseorang yang batuk di area ruangan dengan tingkat kelembaban berbeda, yaitu 30% dan 60%, memperlihatkan jumlah partikel droplet yang tersuspensi di udara di sekitar orang dengan tingkat kelembaban ruangan 60% jauh lebih sedikit. Droplet akan langsung jatuh dan menempel pada permukaan meja, dibandingkan dengan orang yang berada dalam area ruangan dengan tingkat kelembaban 30%, droplet akan tetap melayang dan tersuspensi di udara. Berdasarkan hasil ini, Sharp menganggap penting untuk memverifikasi jika tingkat kelembaban 60% memiliki efek terhadap pengurangan jumlah SARS-CoV-2 yang jatuh dan menempel pada permukaan hingga mampu mengurangi risiko penularan virus di udara melalui tetesan droplet.

Selanjutnya, karena sebagian besar droplet penyebab infeksi penularan virus berasal dari air liur, Sharp mengukur dan membandingkan titer infeksi di area dengan tingkat kelembaban 60% antara SARS-CoV-2 yang dicampur dengan media cair yang biasa digunakan untuk pengujian virus dan SARS-CoV-2 bercampur air liur.

Hasil penelitian menunjukkan titer virus menular pada media cair tersisa kurang dari 1% setelah 2 jam, sedangkan pada media air liur, sekitar 56% tetap utuh. Berdasarkan hasil penelitian, terbukti jika efektivitas teknologi Plasmacluster diverifikasi dapat mengurangi titer infeksi penularan termasuk varian baru lebih dari 99,4%.

Profesor Hironori mengatakan untuk mencegah infeksi virus, penting untuk menjaga area ruangan pada tingkat kelembaban relatif sekitar 60% dengan humidifikasi, sehingga mampu mencegah mukosa saluran pernapasan manusia mengering, mempertahankan fungsi imun dan menekan efektivitas penyebaran virus. Sementara area dengan kelembaban relatif 60% mengurangi jumlah partikel droplet tersuspensi di udara dan menempel pada permukaan benda. Maka perlu juga mempertimbangkan tindakan pencegahan terhadap virus yang melekat di benda.

Dalam verifikasi ini, teknologi Plasmacluster secara signifikan menonaktifkan SARS-CoV-2 yang terkandung dalam droplet yang melekat di berbagai permukaan dengan kondisi kelembaban udara 60% di mana fungsi perlindungan fisiologis dipertahankan. Hasil terkini juga menunjukkan kemampuan Ion Plasmacluster untuk menekan varian virus strain, yang dapat diterapkan pada varian-varian baru yang berpotensi untuk muncul pada masa mendatang.

Sharp akan terus berkontribusi kepada masyarakat dengan melakukan berbagai penelitian lanjutan yang mengenai efektivitas teknologi Plasmacluster.

Penulis: Natalia Trijaji


TAGS :
RELATED POSTS


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER