Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

-advertising-

Beranda > Gaya hidup > The Science of Facial Architecture; Impresi Dipengaruhi Bentuk Wajah

The Science of Facial Architecture; Impresi Dipengaruhi Bentuk Wajah

Gaya hidup | Rabu, 7 Agustus 2019 | 19:02 WIB
Editor : Natalia Trijaji

BAGIKAN :
The Science of Facial Architecture; Impresi Dipengaruhi Bentuk Wajah

The Science of Facial Architecture; Impresi Dipengaruhi Bentuk Wajah

Metode yang diluncurkan Miracle untuk mewujudkan bentuk wajah ideal

Surabaya, Kabarindo- Bentuk wajah turut berperan terhadap impresi seseorang. Karena itu perlu mendapat perhatian besar. Hal ini mendasari Miracle Aesthetic Clinic untuk meluncurkan metode The Science of Facial Architecture pada Rabu (7/8/2019) dalam rangka ulang tahunnya yang ke-23.

Founder & Presdir Miracle Aesthetic Clinic Group, dr. Lanny Juniarti Dipl.AAAM, mengatakan metode tersebut didasari pemikiran bahwa bentuk wajah merupakan salah satu elemen penting yang mempengaruhi kriteria wajah ideal atau tidaknya seseorang. Juga mempengaruhi feminin atau maskulin dan menarik atau tidaknya tampilan seseorang.

“Sekarang orang makin peduli dengan bentuk wajah mereka, karena bentuk wajah memberikan impresi yang kuat. Ini terbukti dari meningkatnya face reshaping selama 2014-2018,” ujarnya.

Menurut dr. Lanny, Miracle memahami bahwa setiap wanita memiliki keunikan karakteristik kecantikan masing-masing. Hal ini menjadi pedoman bagi para dokter di klinik ini untuk mewujudkan hasil yang terbaik.

“The Science of Facial Architecture adalah metode ala Miracle untuk membentuk wajah ideal. Pendekatan holistik antara kepekaan artistik (cita rasa seni) digabungkan dengan ilmu kedokteran yang menjadi pedoman dasar bagi para dokter di sini akan memberikan hasil terbaik yang aman, konsisten dan bertahan lama,” ujarnya.

Metode tersebut diaplikasikan secara bertahap untuk menghasilkan tampilan versi terbaik setiap individu yang akan membuatnya lebih percaya diri, lebih menarik dan bahagia serta memberikan dampak positif terhadap kehidupan sosialnya.

dr. Lanny menjelaskan penerapan metode tersebut. Pertama dilakukan facial assement oleh dokter untuk menganalisa apa yang diinginkan pasien, kemudian menjelaskan apa yang dibutuhkan pasien. Selanjutnya dokter akan merancang program perawatan yang tepat sesuai dengan kebutuhannya.

“Kadang pasien tidak mengerti apa yang diinginkan dengan apa yang dibutuhkan. Dokter akan memberikan pemahaman mengenai apa yang dibutuhkannya,” ujarnya

dr. Lanny menambahkan, metode The Science of Facial Architecture bukan hanya bisa diterapkan pada wanita usia 40 ke atas, namun juga pada usia di bawah itu yang memang membutuhkannya. Menurut ia, proses aging (penuaan) akan terjadi seiring dengan bertambahnya usia, yang turut berpengaruh terhadap bentuk wajah.

dr. Lanny memaparkan tiga tahap proses pembentukan wajah. Pertama, memperbaiki struktur kulit untuk memperkuat pondasi wajah. Kemudian memperbaiki kontur wajah agar memiliki tampilan wajah 3D yang simetris, proporsional dan ideal. Selanjutnya menyempurnakan detil-detil dan harmonisasi setiap bagian wajah, sehingga menghasilkan tampilan wajah yang artistik.

“Dokter tidak boleh melihat wajah pasien bagian per bagian, melainkan secara keseluruhan. Hal ini ikut menentukan apa yang sebaiknya dilakukan untuk memberikan hasil terbaik bagi pasien,” ujarnya menekankan.

Penulis: Natalia Trijaji


TAGS :
RELATED POSTS


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER