Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

-advertising-

Beranda > Hukum & Politik > Tiga Mahasiswa ITS; Olah Limbah Beracun Jadi Ramah Lingkungan

Tiga Mahasiswa ITS; Olah Limbah Beracun Jadi Ramah Lingkungan

Hukum & Politik | Sabtu, 23 Juni 2018 | 14:01 WIB
Editor : Natalia Trijaji

BAGIKAN :
Tiga Mahasiswa ITS; Olah Limbah Beracun Jadi Ramah Lingkungan

Tiga Mahasiswa ITS; Olah Limbah Beracun Jadi Ramah Lingkungan

Ubah logam Kromium 6 jadi logam yang ramah lingkungan

Surabaya, Kabarindo- Keberadaan industri elektroplating atau penyepuhan kerap menghasilkan limbah yang berbahaya bagi lingkungan maupun makhluk hidup lain. Terlebih, jika limbah tersebut mengandung logam berat seperti Kromium 6.

Beranjak dari kondisi tersebut, tiga mahasiswa dari Departemen Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya berhasil mengubah logam Kromium 6 menjadi logam yang ramah lingkungan. Mereka adalah Wulan Aulia, Rahadian Abdul Rachman dan Ulva Tri Ita Martia.

Menurut Wulan, ketua tim, logam kromium banyak digunakan di industri elektroplating untuk menghindari terjadinya korosi. Hal ini berdampak buruk jika limbahnya tidak diolah dengan baik, seperti menyebabkan mutagen pada manusia dan proses pertumbuhan tanaman di sekitar pembuangan limbah akan terhambat.

Agar limbah dari logam kromium 6 tidak lagi berbahaya, mereka mereduksinya menjadi logam kromium 3 dengan sistem Microbial Full Cell(MFC). Prinsip kerjanya yaitu logam kromium direduksi lebih dulu kemudian dilakukan absorbsi.

Wulan memaparkan, pereduksian menjadi logam kromium 3 dinilai memiliki toksisitas yang lebih rendah jika dibandingkan dengan kromium 6. Sedangkan untuk ukurannya, kromium 3 memiliki ukuran molekul yang lebih kecil. Ukuran molekul yang kecil akan membantu proses penyerapan saat limbah kromium 6 tidak dapat tereduksi.

Tim tersebut menggunakan material absorbsi Zeolit Y untuk menyerap limbah dari logam kromium 6 yang tak tereduksi. Permukaan sisi aktif dari Zeolit Y yang luas akan meningkatkan kinerja penyerapan limbah logam kromium 6.

Mekanismenya dimulai dari menambahkan sumber bakteri Saccharomyces cerevisiae pada kutub anoda sistem reaktor. Kemudian elektron yang dihasilkan akan bergerak menuju kutub katoda. Pada kutub katoda ini, limbah kromium 6 yang terkumpul akan diserap oleh Zeolit Y,” papar Wulan, mahasiswa asal Madiun.

Dalam prosesnya, variasi waktu penyerapan dilakukan setiap selang 15 menit hingga dua jam. Pada setiap menit dilakukan pengukuran kadar logam kromium yang telah terserap oleh Zeolit Y.

Wulan menambahkan, penelitiannya tidak hanya diperuntukkan logam kromium. Reduksi juga bisa dilakukan untuk logam yang memiliki toksisitas tinggi seperti timbal (Pb) dan merkuri (Hg).

Melalui inovasi tersebut, Wulan bersama timnya berharap bisa mengantarkan mereka untuk meraih medali emas pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) yang bakal digelar pada Agustus mendatang.

Penulis: Natalia Trijaji


TAGS :
RELATED POSTS


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER