Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

-advertising-

Beranda > Ekonomi & Bisnis > House of Sampoerna Gelar Table Top “Hai Perempuan”; Bekerja Sama dengan 8 UMKM

House of Sampoerna Gelar Table Top “Hai Perempuan”; Bekerja Sama dengan 8 UMKM

Ekonomi & Bisnis | Minggu, 18 April 2021 | 22:35 WIB
Editor : Natalia Trijaji

BAGIKAN :
House of Sampoerna Gelar Table Top “Hai Perempuan”; Bekerja Sama dengan 8 UMKM

House of Sampoerna Gelar Table Top “Hai Perempuan”; Bekerja Sama dengan 8 UMKM

Batik Banyu Urip, Bengkel Kriya Daun, Dingklik Java Ethnic, Handy Mondy, Jay Way Handicraft, Kabuta, Leny’s Collection, RSTM

Surabaya, Kabarindo- UMKM memiliki peran strategis dalam menopang pertumbuhan ekonomi nasional terutama dalam kondisi pandemi Covid-19 saat ini. Berbagai cara kreatif dilakukan oleh pelaku usaha agar bisnis yang dijalankan tetap bertahan. Hal ini tidak lepas dari sosok-sosok perempuan tangguh di balik usaha tersebut.

Dengan semangat Hari Perempuan Internasional dan Hari Kartini pada 21 April, Cendera.mata HoS menyelenggarakan Table Top “Hai Perempuan” bekerja sama dengan 8 UMKM yang dikelola perempuan Surabaya. Program ini berlangsung hingga 30 April 2021. Bagi sahabat HoS yang berminat, dapat berbelanja dari rumah dengan melihat contoh produk dan langsung memesan ke masing-masing kontak UMKM yang tertera pada website www.houseofsampoerna.museum.

Batik Banyu Urip

Batik Banyu Urip berdiri pada 2013. Awalnya, Sunarsih mengikuti program pelatihan Pahlawan Ekonomi Surabaya. Ia juga mengikuti program pemberdayaan perempuan berbasis komunitas bersama lima rekannya di UMKM Warna Ayu pada 2010. Berangkat dari keinginannya untuk berkembang dan mandiri, pada 2013, Sumarsih memutuskan untuk berpisah dengan kelompoknya. Ia memiliki visi untuk fokus mengembangkan batik Nusantara menjadi trademark keluarganya. Di tangannya, Batik Banyu Urip memiliki aneka produk seperti baju batik untuk pria dan wanita, kain batik, tas, dompet, syal dan kemeja.

Bengkel Kriya Daun

Kerajinan tangan ini berawal dari ide mendiang suami Siti Retnanik (Nanik) yang mengumpulkan daun kering. Kemudian pada 1996, ia membuka usaha kerajinan tangan Bengkel Kriya Daun. Pada 1997, Nanik mulai berkreasi membuat kartu ucapan dari daun kering lalu kotak tisu. Hasil kreasinya mendapatkan respon baik dari masyarakat. Produksinya bertambah menjadi tas, dompet, bros dan lukisan. Usahanya telah sampai ke luar negeri. Sudah lebih dari 10 tahun, Bengkel Kriya Daun menjadi pemasok kotak abu berlapis daun ke London.

Dingklik Java Ethnic

Dingklik Java Ethnic didirikan pada 2015 oleh Sri Marilin yang berlatar belakang pendidikan fashion. Awalnya didirikan dengan nama Ting Handycraft yang memproduksi aksesoris, lalu berubah nama menjadi Dingklik Java Ethnic dengan fokus usaha membuat sandal hias, tas dan dompet dengan motif batik dan budaya Jawa. Dingklik mengedepankan produk yang inovatif, kreatif dan berkualitas unggul, sehingga mampu menjangkau pasar luar negeri.

Handy Mondy

UMKM ini dulunya bernama Vimo Fun Clay yang didirikan oleh Monica Harijati pada 1996. Vimo Fun Clay bergerak pada usaha kerajinan tangan dari adonan clay dan berhasil memenangkan beberapa penghargaan. Salah satunya lomba suvenir Indonesia pada 2003 di Jakarta. Monica juga memperdalam dunia kuliner dari pelatihan program Pahlawan Ekonomi Surabaya pada 2010 dan berhasil menjadi juara pada 2012. Kemudian pada 2018, dengan bantuan anaknya Joana Bernice, Monica mengembangkan usahanya dan berganti nama menjadi Handy Mondy.

Jay Way Handicraft

Jay Way Handicraft yang diprakarsai oleh Yayuk Widayati ini memproduksi berbagai produk fashion dan aksesoris seperti tas, dompet, clutch dan bross. Yayuk menyulap bahan seperti karung goni, anyaman pandan, kulit kayu yang dipadukan dengan batik atau brokat dengan teknik sospeso, sehingga menghasilkan produk yang luar biasa. Ia memiliki visi untuk menghasilkan produk yang eksklusif dan sesuai dengan kepribadian pelanggannya. Selain itu pada masa pandemi, Yayuk mengembangkan usaha ke bidang kuliner dengan brand “Like Eat” dengan menu andalan Nasi Kelor dan Nasi Rempah.

Kabuta

Kabuta dimulai pada 2012 oleh Diana Sari Novianti yang hobi membuat aksesoris untuk dikenakan putrinya, seperti jepit rambut dan kaos sulam perca. Tak disangka, hasil karyanya banyak diminati, sehingga mulai dijual ke masyarakat luas. Sampai kini produknya sudah bermacam-macam seperti tas, bantal, kaos, handuk yang semuanya menggunakan aplikasi sulam perca. Diana kemudian melebarkan sayap ke dunia kuliner sejak pandemi Covid-19. Salah satu menu andalannya adalah kue pukis dengan brand Pukis Dnana.

Leny’s Collection

Pada 2013, Leny memulai usaha dengan membuat sulaman pita, aksesoris manik-manik dan berbagai suvenir lainnya. Setelah mengikuti berbagai pelatihan yang diadakan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat (BAPEMAS) Surabaya, Leny mendirikan Leny’s collection pada 2015 yang memilih eceng gondok dan batang pisang sebagai spesialisasinya. Ide ini berasal dari bahaya eceng gondok sebagai hama dan membuat sungai menjadi dangkal. Berkat kepiawiannya, Leny berhasil membuat suvenir cantik dan ramah lingkungan.

RSTM

Kristyana mendirikan RSTM pada 2016. RSTM dikenal sebagai brand lokal untuk suvenir kaos di Surabaya dengan bahan bludru seperti velvet. Desainnya simpel dan elegan dengan nuansa Surabaya yang otentik, cocok untuk segala usia. RSTM juga menerima pesanan khusus untuk acara keluarga, perusahaan dan komunitas. Uniknya, setiap produk yang dipesan melalui RSTM dapat dikemas cantik menjadi hampers dan cocok dijadikan hadiah.

Cendera.mata HoS sejak 2009 mengangkat konsep baru sebagai salah satu pusat penjualan dan promosi produk dan kerajinan para pengusaha muda dan UMKM Jawa Timur, seperti kaos dan cendera mata khas Surabaya, batik, tenun dan kerajinan Jawa Timur serta buku karya penulis Jawa Timur. Secara berkala Cendera.mata HoS juga menggelar bazar dan Table Top beragam produk UMKM.

Penulis: Natalia Trijaji


TAGS :
RELATED POSTS


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER