Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

-advertising-

Beranda > Iptek > Keira Goes To Campus 2018; Berawal Di UIN Ciputat

Keira Goes To Campus 2018; Berawal Di UIN Ciputat

Iptek | Selasa, 30 Oktober 2018 | 16:22 WIB
Editor : ARUL Muchsen

BAGIKAN :
Keira Goes To Campus 2018; Berawal Di UIN Ciputat

UIN Fakultas Psi Theater, Ciputat, Kabarindo- Keira Goes To Campus 2018.

"Senang sekali, kampus UIN Syarif Hidayatullah apalagi berkenaan dengan film dengan kasus DID berkisah tentang perempuan dengan tujuh kepribadian bernama Keira disambut baik para mahasiswa, dosen dan civitas akademika fakultas psikologi," papar Andre Murtono selaku Executive Produser 7Rumah Production.

Redaksi berdecak kagum karena pihak kampus ikut sosialisasi film nasional dengan telaah akademis, bermula film Keira yang akan tayang 15 November 2018.

Acara berkonsep Casual Discussion diikuti oleh 300-an peserta lebih yang ikut dihadiri oleh Angelica Simpelfer pemeran Keira bersama wakil dekan DR.Diana dan panelis lainnya DR. Risa Kolopaking.

Harry Dagoe sebagai sineas disambut riuh tepuk tangan civitas akademika dan bersemangat menjawab berbagai pertanyaan para mahasiswa.

"Kita adalah aktor, kita semua mempunyai peranan, maksud dan tujuan mengapa kita diciptakan. Walau kadang segalnya terasa sebagai mysteri besar bila kita mencoba mempertanyakannya lebih lagi apa sesungguhnya pemaknaan ini. Ada yang kemudian menjadi perkembangan Ilmu Pengetahuan, ada juga yang berhujung menjadi satu sikap, yaitu Keimanan. "Keira" adalah sebuah rentetan pertanyaan-pertanyaan. "Keira"  adalah sebuah perjalanan menapaki berbagai mysteri dari jendela seorang Gadis. Seorang Gadis yang saat ia mulai menyadari kehidupan, namun justeru saat itu pula ia harus survive dengan kenyataan potongan-potongan kehidupannya yang hilang," papar Harry.

Lanjutnya, siapakah yang mencuri kehidupan itu? dan mengapa?! Apakah KEIRA tidak cukup untuk alam ini sebagai 'seorang', apakah Keira memang harus meminjamkan dirinya pada 'orang-orang' lain itu? lalu Untuk siapa? Alam? atau memang sejatinya kebutuhan dirinnya sendiri untuk mendukung menjalani Peranannya di Alam ini? 

Harry mengakui bahwa ia sebagai Filmmaker seperti meledak saat ditawari  tema ini utk difilmkan, memang film sebelum ini SUNYA juga erat meyinggung tema serupa dengan form yang berbeda. 
ini akan menjadi petualangan kegilaan pada level berikut.
Dengan Film  ini kemudian juga sebuah pertanyaan baru bersarang dalam rasa kepenasaran saya, akankah alam akan mendekatkan manusia dengan hal-hal yang begitu diminatinya? semacam energy cinta? Kelemahan film-film buruk yang pernah Harry lihat adalah berciri:/ Kamera hanya dipakai sebagai perekam adegan, bahakan lebih buruk lagi, adegan-adegan yang dikreasikannya tersebut hanya meniru dari film lain,  tidak tercipta berdasarkan kebutuhan cerita itu sendiri. 
Film adalah sebuah medium hiburan yang berturur dengan gambar. yang saya maksud rangkaian gambar yang menimbulkan  persepsi dan kesan.

"Dari film ke film, saya selalu menggali, treatment terbaik dari sebuah tema. Treatmen sinematografi yang didalamnya bagai ada seribu satu unsur  seperti, tehnik fotografi, Montage  pewarnaan, musik & bebunyian lainnya, staging, seni peran, hingga unsur-unsur digitalisasi Mutahir yg erat dengan pengetahuan tehnologi. Selain hal tsb menggairahkan saya yang ingin Film Indonesia menjadi hiburan yang berada pada level berikutnya," papar Harry Dagoe lugas dan semangat.


RELATED POSTS


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER