Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

-advertising-

Beranda > Berita Utama > Vaksinasi dan Prokes; Percepat Pemulihan Kesehatan dan Ekonomi

Vaksinasi dan Prokes; Percepat Pemulihan Kesehatan dan Ekonomi

Berita Utama | Sabtu, 29 Mei 2021 | 10:30 WIB
Editor : Natalia Trijaji

BAGIKAN :
Vaksinasi dan Prokes; Percepat Pemulihan Kesehatan dan Ekonomi

Vaksinasi dan Prokes; Percepat Pemulihan Kesehatan dan Ekonomi

Kembalikan produktivitas masyarakat, manfaatkanlah vaksinasi

Surabaya, Kabarindo- Pemerintah telah menjalankan program vaksinasi nasional sejak Januari 2021. Upaya ini merupakan salah satu langkah memulihkan kesehatan masyarakat Indonesia yang akan berdampak terhadap pemulihan ekonomi dan kembalinya produktivitas masyarakat seperti semula.

“Protokol kesehatan adalah elemen yang sangat penting selama masih ada pandemi Covid-19. Prokes tetap jalan terus, meskipun program vaksinasi sudah berjalan seperti saat ini,” ujar dr. Reisa Broto Asmoro, juru bicara pemerintah untuk Covid-19 dalam Dialog Produktif bertema Protokol Jalan, Ekonomi Aman, yang diselenggarakan KPCPEN pada Jumat (28/5/2021).

Sudah lebih dari satu tahun masyarakat menjalankan prokes selama pandemi. Harapannya, masyarakat sudah lebih memahami pentingnya prokes sebagai cara agar tidak menambah kasus Covid-19.

“Mungkin memang masyarakat mulai jenuh dengan terus menerus mendisiplinkan diri menjalankan prokes ini. Namun untuk bisa terbiasa dengan hal baru, memang butuh proses. Memang harus terus menerus diingatkan untuk disiplin menjaga prokes,” tambah dr. Reisa.

Ia menekankan agar masyarakat tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk divaksinasi. Kalau masyarakat sudah berkesempatan untuk divaksinasi, manfaatkanlah vaksin tersebut. Jangan ditunda dan jangan ragu, karena berita yang belum pasti kebenarannya.

“Kalau kita ingin segera keluar dari pandemi, tentu kita mengutamakan proteksi. Itulah kenapa kekebalan kelompok atau herd immunity menjadi tujuan dari program vaksinasi. Ditambah dengan protokol kesehatan demi melindungi diri dan orang-orang yang belum mendapatkan vaksin,” ujar dr. Reisa.

Prof. dr. Hasbullah Thabrany, MPH., Dr. PH, Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat UI, mengatakan dari kacamata ekonomi kesehatan, vaksinasi adalah metode pencegahan yang efisien.

“Sebagai ilustrasi, katakanlah dengan biaya vaksinasi Covid-19 sebesar Rp.900 ribu, kita bisa mencegah diri dari penularan penyakit. Dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan jika terkena Covid-19 yang rata-rata perawatannya memerlukan 9-10 hari, biaya vaksinasi lebih efisien. Jika kita bekerja sehari mampu menghasilkan Rp.500 ribu, maka kita bisa kehilangan potensi penghasilan Rp.5 juta akibat dirawat terkena Covid-19,” terangnya.

Prof. Hasbullah menambahkan, anggaran belanja negara defisit hingga lebih dari Rp.1.000 triliun akibat Covid-19. “Covid-19 yang tidak teratasi membuat perekonomian tidak bergerak. Jadi kita semua sebenarnya adalah korban Covid-19. Pemerintah sadar betul jika kesehatan masyarakat tidak dipulihkan serta perilaku masyarakat tidak didisiplinkan, ekonomi menjadi sulit bergerak. Maka pemerintah berinvestasi dengan vaksinasi dan melalui 3T,” ujarnya.

Penulis: Natalia Trijaji


TAGS :
RELATED POSTS


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER